orang besar #2

Jamak dipahami bahwa orang besar adalah seseorang yang memiliki jabatan penting atau harta berlimpah. Pemahaman seperti itu tidaklah keliru, tapi tidak juga bisa dikatakan benar sepenuhnya.

Seperti yang pernah kuceritakan di blogku ini dahulu (baca tulisanku: ORANG BESAR), bahwa aku setuju dengan definisi almarhum KH. Imam Zarkasyi, pendiri Pondok Modern Gontor, bahwa orang besar adalah orang yang mau mengajarkan alif-ba-ta walau di surau kecil di daerah terpencil.

Spirit yang bisa kuambil dari perkataan beliau tersebut adalah, kebesaran seseorang dilihat dari karya nyata yang dia berikan untuk orang banyak dengan segala kesabaran dan keikhlasannya. Dia tidak mempedulikan caci-puji dari orang banyak. Yang dia inginkan hanyalah memberi sebanyak-banyaknya manfaat untuk dunia ini, meski di daerah terpencil sekalipun.

Kepulanganku ke Curup tempo hari, kembali mempertemukanku dengan seseorang yang juga layak kusebut sebagai orang besar.

dscn27641Namanya Darsono, orang-orang memanggilnya “Ustadz”. Beliau adalah seorang alumni pesantren salaf di daerah Lamongan Jawat Timur. Aku tidak tahu persis apa yang menyebabkan dia merantau ke Curup. Yang aku tahu hanyalah bahwa dia telah dengan tulusnya menampung anak-anak yatim dan anak-anak tidak mampu di pesantrennya untuk dididik segala kecakapan hidup, termasuk menghafal al-Quran, secara gratis!

dscn27341Pesantrennya bernama As-Sunniyah, letaknya di desa Taba Padang Kabupaten Rejang Lebong, kira-kira 1,5 jam perjalanan dari kota Curup, di jalan raya Curup-Lubuk Linggau.

Pesantren tersebut dibangun dengan segala keprihatinan. Dari cerita Ustadz, aku mengetahui kalau pesantren ini telah mengalami tiga kali penggusuran, sampai akhirnya menempati lokasi yang sekarang. Lokasi pertama dahulu adalah sebuah tempat yang sengaja beliau kontrak. Pindah ke lokasi kedua karena pemiliknya menyatakan akan mewakafkan tempat tersebut kepada beliau. Namun, baru beberapa saat ditempati, terjadilah konflik dalam keluarga si pewakaf, yang berakibat tergusurnya pesantren tersebut untuk selanjutnya menempati lokasi ketiga, sebuah bangunan bekas sekolahan.

Berkat perjuangan dan usaha Ustadz yang tak pernah lelah, akhirnya beliau berhasil membeli tanah yang menjadi lokasi pesantren sekarang. Meski sederhana, beliau merasa tenang berada di lokasi tersebut, karena tidak akan ada lagi yang menggusur beliau dan pesantrennya.

Tidak sulit bagi kami menemukan lokasi pesantren tersebut. Karena teman-teman yang mengajakku kesana sudah sering berkunjung. Hanya, yang sulit adalah medan yang harus ditempuh untuk sampai ke kampus pesantren dari posisi kami parkir mobil. Untuk sampai kesitu, kami harus jalan kaki sepanjang 500 meter, mendaki bukit dan menuruni lembah.

vizon-di-sunniyah5

"pintu gerbang" menuju pesantren

Saat ini, Ustadz memiliki 14 orang santri; putra dan putri. Kesemuanya ditampung secara gratis. Kegiatan utama mereka adalah menghafal al-Quran, di samping tetap belajar sesuai tingkatan sekolah mereka masing-masing. Meski terlihat sangat sederhana, tapi kehidupan di situ terasa begitu nyaman. Barangkali keikhlasan semua yang terlibat di situ berhasil mengeluarkan aura ketenangan dan kesejukan ditambah dengan udara di daerah situ yang benar-benar sejuk.

Untuk menopang kehidupan pesantren, Ustadz dan para santri beternak ikan, sapi dan kambing, bahkan mereka telah punya bibit sawit yang akan ditanam di tanah pesantren tersebut. Baru beberapa waktu yang lalu mereka berhasil membeli mesin penggiling kopi. (Perlu diketahui bahwa Rejang Lebong adalah daerah penghasil kopi yang sangat baik). Semua kegiatan itu dilakukan oleh Ustadz dan santri secara bersama-sama. Inilah kelebihan beliau; mengajarkan kecakapan hidup bagi santri-santrinya. Sehingga harapan beliau untuk mewujudkan santri yang tangguh, dunia akhirat, aku yakin akan bisa terwujud.

vizon-di-sunniyah3vizon-di-sunniyah4dscn2754__

Ketika kutanya apa harapan beliau terhadap pesantren ini. Jawaban beliau cukup simpel, beliau hanya ingin pesantren ini memberi sebanyak-banyaknya manfaat bagi dunia ini. Dan ketika kutanya apa yang bisa kubantu, lagi-lagi jawaban beliau simpel sekali, cukup bantu dengan doa… Ah… mulia sekali…!

Ustadz Darsono dengan pesantrennya menjadi perenungan tersendiri bagiku. Apakah aku akan mampu menjalani hidup seperti beliau? Jujur aku jawab, tidak! Tapi apa yang dilakukannya itu benar-benar menginspirasiku, bahwa kebesaran seseorang tidak dilihat dari jabatan yang dipangkunya atau dari harta yang dimilikinya, tapi dari manfaat apa yang telah dilakukannya bagi dunia ini, dengan segala ketulusannya…

Selamat berjuang Ustadz Darsono…

Anda adalah orang besar, dan anda adalah orang yang mulia…

vizon-di-sunniyah11

13 thoughts on “orang besar #2

  1. Setuju Uda

    Dan orang besar inilah tidak mengaku-aku besar, bahkan tak tampak wajahnya di baliho-baliho jalanan…..

    Kalau saya juga orang besar Uda…. tapi dalam segi ukuran hihihi

    Doa saya untuk semua orang yang mau membangun Indonesia dengan kedua belah tangannya dalam kesederhanaan.

    EM
    ___________________

    beda sekali ya: “mengaku besar” dan “diaku besar”
    nechan bukan sekedar besar ukuran, tapi juga besar jiwa… (i mean it!)
    semoga semakin banyak saja orang indonesia yg “besar” itu ya… 🙂

  2. Mudah-mudahan ada lebih banyak lagi orang kayak Ustadz Darsono di Indonesia. Terlalu banyak orang-orang yang membesar-besarkan jasa mereka sendiri, padahal ngga berbuat apa-apa. Lebih baik kayak Ustadz Darsono ini. Salut Uda….
    ____________________

    amin… semoga kita bisa meniru langkah baik ustadz darsono… 🙂

  3. Setuju Bro,
    Ust Darsono memang orang besar.
    Tapi, tidak perlulah semua orang membuat pesantren seperti Ust Darsono.
    Bagi-bagi tugaslah.
    Yang penting, pada posisi kita masing2 kita berupaya untuk memberikan yang terbaik dari diri kita yang dapat bermanfaat sebesar2nya bagi masyarakat.
    ____________________

    benar sekali bro…
    tidak harus semua kita turun ke gelanggang…
    menjadi besar adalah menjadi berguna, meski kecil… 🙂

  4. Memang orang besar tidak tergantung pada jabatan atau hartanya, tapi pada tindakannya, sebesar apa manfaat tindakannya kepada diri, keluarga, dan masyarakat luas. Ustaz Darsono adalah salah satunya.
    ____________________

    benar sekali mas…
    orang besar adalah orang yg berguna… 🙂

  5. Memberi manfaat bagi sesama adalah kunci untuk menjadi orang besar. Dimanapun kita berada.

    Tentunya kita punya kapasitas, dan kemampuan masing-masing untuk mewujudkannya. Walaupun itu berupa hal-hal kecil.

    Salam kenal, Da Zon.
    dari Pekanbaru
    ____________________

    bang sunardi benar… kata kuncinya adalah “berguna”
    salam kenal juga bang sunardi 🙂

  6. Sangat menginspirasi, di saat semua orang berlomba menjadi “orang besar” dengan memajang foto2 mereka di jalanan ternyata ada yang benar2 orang besar di sana,
    ____________________

    saya yakin, catra juga akan jadi orang besar dalam arti yg sesungguhnya suatu saat nanti, insya Allah… 🙂

  7. sejal dulu saya mengagumi orang2 besar yang mendarmabaktikan sebagian besar hidupnya di jalan Tuhan, seperti yang dilakukan oleh para ustadz itu, mas. mereka benar2 mengabdi tanpa pamrih, menjadi penerang bagi hamba2 Allah agar tak mengikuti jejak di jalan yang gelap.
    ____________________

    benar sekali pak… karena kekaguman itulah tulisan ini muncul… 🙂

  8. Orang besar mungkin fisiknya tampak kecil,
    yang dilakukannya mungkin bukan sesuatu yang spektakuler dan bombastis tapi punya makna yang besar dan mulia.
    Diberkatilah orang-orang besar yang bekerja tanpa pamrih,
    membaktikan dirinya untuk sesama.
    Salut !!
    _____________________

    tenkyu mbak tanti…
    termasuk dalam kategori orang besar juga adalah, seorang dokter gigi yg bersedia bagi2 ilmu kesehatan gigi secara gratis di desa terpencil, hehe… 🙂

  9. Salut buat Ustadz.
    Sangat jarang orang di bumi Indonesia ini berlaku tanpa pamrih dalam menolong sesamanya.
    Semoga bisa menjadi teladan .
    ____________________

    amin…
    semoga kita juga bisa berguna ya mbak puak, apapun profesi kita… 🙂

  10. Orang yang nyaris tak pernah ter-publish media, jauh dari pemberitaan, miskin sensasi, justru menjadi sosok dan menjadi pengertian orang besar itu sendiri. Ini menarik, Da, karena apa yang beliau lakukan justru kongkrit.

    Da Vizon telah memberitakannya. Sehingga orang bisa mengenal sosoknya.
    ____________________

    tapi dia gak misterius lho Dan…
    hehe… 🙂

  11. Jadi ingat niih Uda..Al Hisham Thalib pernah berujar: orang besar adalah mereka yang selalu berpikir tentang ide, gagasan, masa depan dan harapan untuk kebaikan banyak orang…

    Ustadz Darsono adalah inspirator…kapan ya kita-kita? hahahhaha

    Makasih dah berkunjung ke Ladangkata, Uda…bukan terkenal..tapi tercemar hahahhaha..

    jabat erat! 🙂

  12. ternyata kebesaran seseorang bukan karena dia berpikir dirinya besar, tapi orang yang melihat manfaat keberadaannya. bukankah manusia itu sejatinya membawa kemaslahatan di muka bumi? (eh, bener gak bahasa saya, da?) *sotoy.com*

Leave a comment